selamat datang

Sunday, November 10, 2013

TENTANG RIDA

Perilaku ridha

Pengertian ridha
menurut kamus al-
Munawwir artinya senang, suka, rela.
Ridha adalah perasaan lega atau kepuasan
seseorang terhadap hasil prestasi yang
diraih atau terhadap hasil keputusan yang
diberikan oleh Allah sebagai takdir-Nya,
dan atau terhadap keputusan pihak lain
yang harus ia terima karena sesuai dengan
prinsip keadilan. Rida dapat juga diartikan
sebagai kebahagiaan hati dalam menerima
sebuah ketetapan (takdir).
Hadis Nabi saw.menegaskan bahwa
seorang mukmin yang ingin meraih
manisnya iman dan nikmatnya harus
memiliki sikap rida terhadap tiga hal,
yaitu sebagai berikut.
Ridha menjadikan Allah sebagai
Tuhan.Maksudnya menyembah dan
menaati segala aturan-Nya dan menjauhi
segala Larangan-Nya.
Ridha dalam menjadikan Islam sebagai
agamanya yang ia taati segala aturannya.
Ridha dalam menjadikan Muhammad
sebagai utusan Allah yang ia pautuhi
segala nasihat dan sabdanya.
Dalam kehidupan ini seseorang harus
mampu menampilkan sikap ridha minimal
dalam empat hal:
Ridha terhadap perintah dan larangan
Allah
Artinya ridha untuk mentaati
Allah dan Rasulnya. Pada hakekatnya
seseorang yang telah mengucapkan dua
kalimat syahadat, dapat diartikan sebagai
pernyataan ridha terhadap semua nilai
dan syari’ah Islam. Hal ini sesuai dengan
firman Allah dalam Q.S. al-Bayyinah (98)
ayat 8.
Ridha terhadap taqdir Allah.
Pada suatu hari Ali bin Abi
Thalib r.a. melihat Ady bin Hatim
bermuram durja, maka Ali
bertanya ; “Mengapa engkau
tampak bersedih hati ?”. Ady
menjawab ; “Bagaimana aku tidak
bersedih hati, dua orang anakku
terbunuh dan mataku tercongkel
dalam pertempuran”. Ali terdiam
haru, kemudian berkata, “Wahai
Ady, barang siapa ridha terhadap
taqdir Allah swt. maka taqdir itu
tetap berlaku atasnya dan dia
mendapatkan pahalaNya, dan
barang siapa tidak ridha terhadap
taqdirNya maka hal itupun tetap
berlaku atasnya, dan terhapus
amalnya”.
Ada dua sikap utama bagi
seseorang ketika dia tertimpa
sesuatu yang tidak diinginkan yaitu
ridha dan sabar. Ridha merupakan
keutamaan yang dianjurkan,
sedangkan sabar adalah keharusan
dan kemestian yang perlu
dilakukan oleh seorang muslim.
Perbedaan antara sabar dan
ridha adalah sabar merupakan
perilaku menahan nafsu dan
mengekangnya dari kebencian,
sekalipun menyakitkan dan
mengharap akan segera berlalunya
musibah. Sedangkan ridha adalah
kelapangan jiwa dalam menerima
taqdir Allah swt. Dan menjadikan
ridha sendiri sebagai penawarnya.
Sebab didalam hatinya selalu
tertanam sangkaan baik
(Husnuzan) terhadap sang Khaliq
bagi orang yang ridha ujian adalah
pembangkit semangat untuk
semakin dekat kepada Allah, dan
semakin mengasyikkan dirinya
untuk bermusyahadah kepada
Allah.
Dalam suatu kisah Abu
Darda’, pernah melayat pada
sebuah keluarga, yang salah satu
anggota keluarganya meninggal
dunia. Keluarga itu ridha dan
tabah serta memuji Allah swt.
Maka Abu Darda’ berkata kepada
mereka. “Engkau benar,
sesungguhnya Allah swt. apabila
memutuskan suatu perkara, maka
dia senang jika taqdirnya itu
diterima dengan rela atau ridha.
Begitu tingginya keutamaan
ridha, hingga ulama salaf
mengatakan, tidak akan tampak di
akhirat derajat yang tertinggi
daripada orang-orang yang
senantiasa ridha kepada Allah swt.
dalam situasi apapun (Hikmah,
Republika, Senin 5 Februari 2007,
Nomor: 032/Tahun ke 15)
Ridha terhadap perintah orang tua.
Ridha terhadap perintah orang tua
merupakan salah satu bentuk ketaatan kita
kepada Allah swt. karena keridhaan Allah
tergantung pada keridhaan orang tua,
perintah Allah dalam Q.S. Luqman (31)
ayat 14 ;
Bahkan Rasulullah bersabda :
“Keridhaan Allah tergantung keridhaan
orang tua, dan murka Allah tergantung
murka orang tua”. Begitulah tingginya
nilai ridha orang tua dalam kehidupan
kita, sehingga untuk mendapatkan
keridhaan dari Allah, mempersyaratkan
adanya keridhaan orang tua. Ingatlah
kisah Juraij, walaupun beliau ahli ibadah,
ia mendapat murka Allah karena ibunya
tersinggung ketika ia tidak menghiraukan
panggilan ibunya.
Ridha terhadap peraturan dan undang-
undang negara
Menaati peraturan yang
belaku merupakan bagian dari
ajaran Islam dan merupakan salah
satu bentuk ketaatan kepada Allah
swt. karena dengan demikian akan
menjamin keteraturan dan
ketertiban sosial. Mari kita hayati
firman Allah dalam Q.S. an-Nisa
(4) ayat 59 berikut :
$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#
uä (#qãè‹ÏÛr& ©!$# (#qãè‹ÏÛr&ur
tAqß™§�9$# ’Í<'ré&ur Í�öDF{$#
óOä3ZÏB ( bÎ*sù ÷Läêôãt“»uZs? ’Îû
&äóÓx« çnr–Šã�sù ’n<Î) «!$#
ÉAqß™§�9$#ur bÎ) ÷LäêYä.
tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöqu‹ø9$#ur
Ì�ÅzFy$# 4 y7Ï9ºsŒ ׎ö�yz ß`|
¡ômr&ur ¸xƒÍrù's? ÇÎÒÈ
59. Hai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. kemudian
jika kamu berlainan Pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.
Ulil Amri artinya orang-orang yang diberi
kewenangan, seperti ulama dan umara
(Ulama dan pemerintah). Ulama dengan
fatwa dan nasehatnya sedangkan umara
dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
Termasuk dalam ridha terhadap peraturan
dan undang-undang negara adalah ridha
terhadap peraturan sekolah, karena dengan
sikap demikian, berarti membantu diri
sendiri, orang tua, guru dan sekolah dalam
mencapai tujuan pendidikan. Dengan
demikian mempersiapkan diri menjadi
kader bangsa yang tangguh.
DALIL-DALIL MENGENAI PERILAKU
RIDHA
Al Baqarah : 260
øŒÎ)ur tA$s% ÞO¿Ïdºt�ö/Î) Éb>u‘ ‘ÏRÍ‘r& y#
ø‹Ÿ2 Ç‘ósè? 4’tAöqyJø9$# ( tA$s%
öNs9urr& `ÏB÷sè? ( tA$s% 4’n?t/ `Å3»s9ur
£`ͳyJôÜuŠÏj9 ÓÉ<ù=s% ( tA$s% õ‹ã‚sù
Zpyèt/ö‘r& z`ÏiB ÎŽö�©Ü9$# £`èd÷ŽÝÇsù
y7ø‹s9Î) ¢OèO ö@yèô_$# 4’n?tã Èe@ä. 9@
t6y_ £`åk÷]ÏiB #[ä÷“ã_ ¢OèO £`ßgãã÷Š$#
y7oY�Ï?ù'tƒ $\Š÷èy™ 4 öNn=÷æ$#ur ¨br&
©!$# ͕tã ×LìÅ3ym ÇËÏÉÈ
260. dan (ingatlah) ketika Ibrahim
berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah
kepadaku bagaimana Engkau
menghidupkan orang-orang mati." Allah
berfirman: "Belum yakinkah kamu ?"
Ibrahim menjawab: "Aku telah
meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku
tetap mantap (dengan imanku) Allah
berfirman: "(Kalau demikian) ambillah
empat ekor burung, lalu cincanglah[165]
semuanya olehmu. (Allah berfirman):
"Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit
satu bagian dari bagian-bagian itu,
kemudian panggillah mereka, niscaya
mereka datang kepadamu dengan segera."
dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[165] Pendapat diatas adalah menurut At-
Thabari dan Ibnu Katsir, sedang menurut
Abu Muslim Al Ashfahani pengertian
ayat diatas bahwa Allah memberi
penjelasan kepada Nabi Ibrahim a.s.
tentang cara Dia menghidupkan orang-
orang yang mati. Disuruh-Nya Nabi
Ibrahim a.s. mengambil empat ekor
burung lalu memeliharanya dan
menjinakkannya hingga burung itu dapat
datang seketika, bilamana dipanggil.
Kemudian, burung-burung yang sudah
pandai itu, diletakkan di atas tiap-tiap
bukit seekor, lalu burung-burung itu
dipanggil dengan satu tepukan/seruan,
niscaya burung-burung itu akan datang
dengan segera, walaupun tempatnya
terpisah-pisah dan berjauhan. Maka
demikian pula Allah menghidupkan
orang-orang yang mati yang tersebar di
mana-mana, dengan satu kalimat cipta
hiduplah kamu semua pastilah mereka
itu hidup kembali. Jadi menurut Abu
Muslim sighat amr (bentuk kata
perintah) dalam ayat ini, pengertiannya
khabar (bentuk berita) sebagai cara
penjelasan. Pendapat beliau ini dianut
pula oleh Ar Razy dan Rasyid Ridha.
Al Maidah : 119
tA$s% ª!$# #x‹»yd ãPöqtƒ ßìxÿZtƒ tûüÏ%Ï
‰»¢Á9$# öNßgè%ô‰Ï¹ 4 öNçlm; ×M»¨Yy_
“Ì�øgrB `ÏB $ygÏFøtrB ã�»yg÷RF{$# tûïÏ$
Î#»yz !$pkŽÏù #Y‰t/r& 4 zÓÅ̧‘ ª!$#
öNåk÷]tã (#qàÊu‘ur çm÷Ztã 4 y7Ï9ºsŒ ã—
öqxÿø9$# ãLìÏàyèø9$# ÇÊÊÒÈ
119. Allah berfirman: "Ini adalah suatu
hari yang bermanfaat bagi orang-orang
yang benar kebenaran mereka. bagi
mereka surga yang dibawahnya mengalir
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya; Allah ridha
terhadapNya[457]. Itulah keberuntungan
yang paling besar".
[457] Maksudnya: Allah meridhai segala
perbuatan-perbuatan mereka, dan
merekapun merasa puas terhadap nikmat
yang telah dicurahkan Allah kepada
mereka.
At Taubah : 59, 96, 100
öqs9ur óOßg¯Rr& (#qàÊu‘ !$tB ÞOßg9s?#
uä ª!$# ¼ã&è!qß™u‘ur (#qä9$s%ur $uZç6ó
¡ym ª!$# $oYŠÏ?÷sã‹y™ ª!$# `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù
ÿ¼ã&è!qß™u‘ur !$¯RÎ) ’n<Î) «!$# šcqç6Ïîºu‘
ÇÎÒÈ
59. Jikalau mereka sungguh-sungguh
ridha dengan apa yang diberikan Allah
dan RasulNya kepada mereka, dan
berkata: "Cukuplah Allah bagi Kami,
Allah akan memberikan sebagian dari
karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-
Nya, Sesungguhnya Kami adalah orang-
orang yang berharap kepada
Allah," (tentulah yang demikian itu lebih
baik bagi mereka).
tbqàÿÎ=øts† öNà6s9 (#öq|Ê÷ŽtIÏ9 öNåk÷]
tã ( bÎ*sù (#öq|Êö�s? öNåk÷]tã cÎ*sù ©!$
# Ÿw 4ÓyÌö�tƒ Ç`tã ÏQöqs)ø9$# šúüÉ)Å
¡»xÿø9$# ÇÒÏÈ
96. mereka akan bersumpah kepadamu,
agar kamu ridha kepada mereka. tetapi
jika Sekiranya kamu ridha kepada
mereka, Sesungguhnya Allah tidak ridha
kepada orang-orang yang Fasik itu.
šcqà)Î6»¡¡9$#ur tbqä9¨rF{$# z`ÏB
tûïÌ�Éf»ygßJø9$# Í‘$|ÁRF{$#ur tûïÏ%©!$#
ur Nèdqãèt7¨?$# 9`»|¡ômÎ*Î/ š†Å̧‘ ª!$#
öNåk÷]tã (#qàÊu‘ur çm÷Ztã £‰tãr&ur
öNçlm; ;M»¨Zy_ “Ì�ôfs? $ygtFøtrB
ã�»yg÷RF{$# tûïÏ$Î#»yz !$pkŽÏù #Y‰t/r&
4 y7Ï9ºsŒ ã—öqxÿø9$# ãLìÏàyèø9$#
ÇÊÉÉÈ
100. orang-orang yang terdahulu lagi
yang pertama-tama (masuk Islam) dari
golongan muhajirin dan anshar dan
orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik, Allah ridha kepada mereka
dan merekapun ridha kepada Allah dan
Allah menyediakan bagi mereka surga-
surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya selama-lamanya. mereka kekal
di dalamnya. Itulah kemenangan yang
besar.
Thaahaa : 84
tA$s% öNèd ÏäIw'ré& #’n?tã “Ì�rOr&
àMù=Éftãur y7ø‹s9Î) Éb>u‘ 4ÓyÌ÷ŽtIÏ9
ÇÑÍÈ
84. berkata, Musa: "Itulah mereka sedang
menyusuli aku dan aku bersegera kepada-
Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau
ridha (kepadaku)".
Al Fath : 18
* ô‰s)©9 š_ÅÌu‘ ª!$# Ç`tã šúüÏZÏB÷sßJø9$
# øŒÎ) š�tRqãè΃$t7ム|MøtrB Íot�yf¤
±9$# zNÎ=yèsù $tB ’Îû öNÍkÍ5qè=è%
tAt“Rr'sù spuZŠÅ3¡¡9$# öNÍköŽn=tã
öNßgt6»rOr&ur $[s÷Gsù $Y6ƒÌ�s% ÇÊÑÈ
18. Sesungguhnya Allah telah ridha
terhadap orang-orang mukmin ketika
mereka berjanji setia kepadamu di bawah
pohon[1399], Maka Allah mengetahui apa
yang ada dalam hati mereka lalu
menurunkan ketenangan atas mereka dan
memberi Balasan kepada mereka dengan
kemenangan yang dekat (waktunya)
[1400].
[1399] Pada bulan Zulkaidah tahun
keenam Hijriyyah Nabi Muhammad s.a.w.
beserta pengikut-pengikutnya hendak
mengunjungi Mekkah untuk melakukan
'umrah dan melihat keluarga-keluarga
mereka yang telah lama ditinggalkan.
Sesampai di Hudaibiyah beliau berhenti
dan mengutus Utsman bin Affan lebih
dahulu ke Mekah untuk menyampaikan
maksud kedatangan beliau dan kamu
muslimin. mereka menanti-nanti
kembalinya Utsman, tetapi tidak juga
datang karena Utsman ditahan oleh kaum
musyrikin kemudian tersiar lagi kabar
bahwa Utsman telah dibunuh. karena itu
Nabi menganjurkan agar kamu muslimin
melakukan bai'ah (janji setia) kepada
beliau. merekapun Mengadakan janji setia
kepada Nabi dan mereka akan memerangi
kamu Quraisy bersama Nabi sampai
kemenangan tercapai. Perjanjian setia ini
telah diridhai Allah sebagaimana tersebut
dalam ayat 18 surat ini, karena itu disebut
Bai'atur Ridwan. Bai'atur Ridwan ini
menggetarkan kaum musyrikin, sehingga
mereka melepaskan Utsman dan mengirim
utusan untuk Mengadakan Perjanjian
damai dengan kaum muslimin. Perjanjian
ini terkenal dengan Shulhul Hudaibiyah.
[1400] Yang dimaksud dengan
kemenangan yang dekat ialah
kemenangan kaum muslimin pada perang
Khaibar.
Al Mujadilah : 22
žw ߉ÅgrB $YBöqs% šcqãZÏB÷sム«!$$Î/
ÏQöqu‹ø9$#ur Ì�ÅzFy$# šcr–Š!#uqムô`tB
¨Š!$ym ©!$# ¼ã&s!qß™u‘ur öqs9ur (#þqçR
%Ÿ2 öNèduä!$t/#uä ÷rr& öNèduä!$oYö/r&
÷rr& óOßgtRºuq÷zÎ) ÷rr& öNåksEuŽ�ϱtã
4 y7Í´¯»s9'ré& |=tFŸ2 ’Îû ãNÍkÍ5qè=è%
z`»yJƒM}$# Nèdy‰­ƒr&ur 8yrã�Î/ çm÷YÏiB
( óOßgè=Åzô‰ãƒur ;M»¨Zy_ “Ì�øgrB `ÏB $
pkÉJøtrB ã�»yg÷RF{$# tûïÏ$Î#»yz $yg‹Ïù 4
š_ÅÌu‘ ª!$# öNåk÷]tã (#qàÊu‘ur çm÷Ytã 4
y7Í´¯»s9'ré& Ü>÷“Ïm «!$# 4 Iwr& ¨bÎ)
z>÷“Ïm «!$# ãNèd tbqßsÎ=øÿçRùQ$# ÇËËÈ
22. kamu tak akan mendapati kaum yang
beriman pada Allah dan hari akhirat,
saling berkasih-sayang dengan orang-
orang yang menentang Allah dan Rasul-
Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-
bapak, atau anak-anak atau saudara-
saudara ataupun keluarga mereka.
meraka Itulah orang-orang yang telah
menanamkan keimanan dalam hati
mereka dan menguatkan mereka dengan
pertolongan[1462] yang datang daripada-
Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke
dalam surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya.
Allah ridha terhadap mereka, dan
merekapun merasa puas terhadap
(limpahan rahmat)-Nya. mereka Itulah
golongan Allah. ketahuilah, bahwa
Sesungguhnya hizbullah itu adalah
golongan yang beruntung.
[1462] Yang dimaksud dengan pertolongan
ialah kemauan bathin, kebersihan hati,
kemenangan terhadap musuh dan lain
lain.
Al Bayyinah : 8
ôMèdät!#t“y_ y‰ZÏã öNÍkÍh5u‘ àM»¨Zy_
5bô‰tã “Ì�øgrB `ÏB $uhÏGøtrB ã�»pk÷XF
{$# tûïÏ$Î#»yz !$pkŽÏù #Y‰t/r& ( zÓÅ̧‘ ª!
$# öNåk÷]tã (#qàÊu‘ur çm÷Ztã 4 y7Ï9ºsŒ
ô`yJÏ9 zÓÅ´yz ¼çm/u‘ ÇÑÈ
8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka
ialah syurga 'Adn yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Allah ridha
terhadap mereka dan merekapun ridha
kepadanya. yang demikian itu adalah
(balasan) bagi orang yang takut kepada
Tuhannya.
Luqman : 14
$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒy‰Ï9ºuqÎ/
çm÷Fn=uHxq ¼çm•Bé& $·Z÷dur 4’n?tã
9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur ’Îû Èû÷ütB%tæ
Èbr& ö�à6ô©$# ’Í< y7÷ƒy‰Ï9ºuqÎ9ur
¥’n<Î) çŽ�ÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
14. dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu- bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam Keadaan lemah
yang bertambah- tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun[1180].
bersyukurlah kepadaku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.
[1180] Maksudnya: Selambat-lambat
waktu menyapih ialah setelah anak
berumur dua tahun.
C. CONTOH PERILAKU RIDHA
Bersyukur kepada Allah terhadap
nikmat yang telah di berikan atau prestasi
yang  telah di peroleh, sebagai sebuah
ungkapan kerelaan hati yang mendalam.
Bersabar dalam hati terhadap musibah
yang telah menimpa dengan penuh
kesadaran bahwa musibah atau bencana
tersebut  merupakan takdir yang harus
diterima dengan penuh lapang dada.
Terus berikhtiar dengan sungguh-
sungguh untuk meraih prestasi yang lebih
baik sebagai keridaan sekaligus harapan
terhadap ke mahamurahan Allah SWT.
Menerima dengan penuh kerelan setiap
takdir yang Allah tentukan sebagai bagian
dari keimanan kepada-Nya dan keyakinan
bahwa dibalik setiap takdir baik atau
buruk selalu tersimpan rahasia dan
hikmah yang amat berharga.
Berfikir positif terhadap setiap hasil
usaha yang maksimal atau prestasi kerja
yang optimal dengan semangat evaluasi
dengan semangat evaluasi untuk
memperbaiki diri.
D. MEMBIASAKAN PERILAKU RIDHA
Seseorang sebaiknya melakukan hal-hal
berikut.
Menyadari pentingnya rida dalam
kehidupan pribadidan eluarga serta
manfaatnya bagi masyarakat. Dengan
kesadaran ini, diharapkan ia dapat
membentuk karakter rida di dalam
dirinya.
Memahami bahwa apa yang di takdirkan
oleh Allah SWT. Adalh pilihan terbaik-Nya
dengan memahami pilihan tersebut,
seseorang akan selalumengupayakan
prilaku rida di dalam dirinya
Berfikir psotif atau berbaik sangka
terhadap takdir Allah yang baik atau yang
buruk.
Tetap optimis terhadap hasil prestasi
yang kurang baik, kemudian
menjadikannya sebagai bahan evaluasi
untuk memperbaiki dirinya.
Selalu berupaya untuk tidak membenci
kegagalan, kemalangan, atau musibah,
meskipun belum bisa rida sepenuhnya
terhadap hal-hal buruk tersebut.

No comments: